HYENAS Gandeng Pandu Fuzztoni di Album Debut “And So It Appears”

“Semua berhak mendapatkan kesempatan kedua”. Kata bijak yang kerap kita dengar di kelas motivasi atau terpapar di stiker laptop.

Sayangnya dunia nyata tidak seindah fiksi. Kesempatan kedua jarang tiba. Dan biasanya, pun, ia datang terlambat.

Iterasi pertama HYENAS bermula di tahun 2014 dan berakhir sekelibat di tengah pergeseran trend musik ketika itu. Mandeg secara personal dan finansial, Hyenas bubar jalan 2017.

Pertautan antara tragedi personal dan ambisi yang belum tertuntaskan, memicu HYENAS kembali berkumpul. Kesempatan kedua ini tidak mereka sia-siakan. Setelah hampir satu dekade, akhirnya album perdana rampung sudah.

Album …and so it appears.

“Karena memang tujuan kami membentuk Hyenas adalah untuk memiliki karya sendiri” ujar Dicky Reno. Kesamaan visi dari awal, memudahkan proses penggarapan album yang memakan waktu kurang lebih 8 bulan di 411 Studios dan BabaAce Production.

“Hyenas pengen mencoba merasakan sendiri, seperti apa proses rekaman serta produksi.” kata Panji. Hal tersebut diamini Andika, vokalis sekaligus penanggung jawab departemen lirik, yang turut menambahkan “Kami mencoba menikmati proses. Trial and error dan mengikuti intuisi saat berada di studio.”

Untuk menangani proses mixing dan mastering yang cukup krusial, mengingat adanya sindrom “mixing tidak sesuai genre”, Hyenas memakai jasa Pandu Fuzztoni, musisi sekaligus produser yang memiliki perhatian pada detil dengan ciri khas eksplorasi sound vintage dan psychedelic yang kuat. Sering mengedepankan elemen fuzz dan reverb untuk menciptakan atmosfer yang kaya dan unik. Sinkronisasi yang dicari oleh Hyenas.

8 lagu terpilih masuk ke album. Termasuk single perdana “Polystyrene”, yang menjadi simbol proses transisi Hyenas dari band yang masih meraba-raba arah musikal mereka, hingga menjadi unit yang solid.

Lagu ini menampilkan aransemen yang unik, obsesi Hyenas pada eksplorasi tangga nada serta ketukan 5/4 untuk memberikan dinamika yang berbeda. Kemudian single “Glucose”, lagu paling ngepop dan singalong yang sempat menduduki posisi pertama di tangga lagu Radio Volare. Dan jangan lupakan “Endeavor”, yang setelah proses rekam ulang terdengar lebih intens dibanding versi sebelumnya. Ketiga single tersebut, memang direkam ulang untuk menghadirkan komposisi album yang kohesif dari awal hingga akhir.

HYENAS – …and so it appears kini dapat dinikmati di seluruh platform streaming digital. Ikuti akun Instagram Hyenas untuk informasi perilisan format fisik dan berita terkait lainnya.

 

Tentang HYENAS

Hyenas dibentuk pada tahun 2014 dan sempat vakum beberapa tahun karena fluktuasi kehidupan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan band. Kini, Hyenas kembali dengan formasi solid yang terdiri dari Andika Patrya (vokal), Dzulqarnaen Edo (gitar), Prasetyo Panji Anggono (gitar), Dicky Reno (bass), dan Risman (drum).

Instagram & YouTube: @wearehyenas

Published by CW Records.